Banyak upaya yang bisa dilakukan agar kelestarian rumah tradisional tidak lenyap begitu saja. Salah satu usaha yang bisa dilakukan adalah mencari alternatif bahan pengganti kayu, mengingat hampir sebagian besar rumah tradisional dibangun dengan kayu. Tanpa mengurangi kesulitan bentuk maupun tatanan rumah tradisional, upaya pencarian material alternatif pengganti kayu ini diharapkan bisa melestarikan kebudayaan tanpa merusak lingkungan dengan mengeksploitasi hutan secara berlebihan.
Yang dimaksud dengan bambu laminasi di sini adalah hasil olahan bambu yang dibentuk dari potongan bambu. Bentuk olahan ini bisa berupa balok atau lembaran panel yang mirip dengan kayu. Hasil olahannya ada yang berupa balok kayu dengan beragam ukuran dan ada juga yang berupa lembaran papan yang bisa dipakai untuk penutup dinding atau lantai.
Untuk mendapatkan hasil akhir bambu yang berkualitas, bahan bakunya harus bermutu. Bambu yang akan digunakan untuk laminasi adalah jenis bambu petung yang memiliki ukuran dan kekuatan yang besar. Disamping pemilihan bahan baku , proses pengawetan merupakan unsur terpenting dalam proses laminasi agar tahan lama. Untuk mendapatkan pengawetan yang maksimal disarankan menggunakan campuran senyawa boron sebanyak 5% dalam campuran air perendam.
Sedangkan bahan baku yang menjadi faktor penting dalam pembuatan bambu laminasi adalah bahan perekat. Bahan ini akan digunakan untuk merekatkan potongan-potongan bambu menjadi balok yang ukurannya sesuai dengan yang diinginkan. Bahan perekat yang digunakan adalah polimer isosianat dengan pemakaian sebanyak 225 gr. Untuk mendapatkan hasil rekatan yang kuat, senyawa ini harus dicampur dengan zat pengeras sebanyak 10%.
Perbandingan pemakaian kedua bahan ini merupakan salah satu titik perhatian. Sebagai perekat, campuran ini sangat dibutuhkan untuk mendapatkan kuat geser yang tinggi sehingga potongan-potongan bambu tak mudah lepas. Untuk mendapatkan kadar komposisi bahan perekat yang optimal, tidak boros tetapi kuat melekat, dapat dilakukan dengan mencoba beberapa perbandingan bahan perekat. Dari situ kemudian didapat komposisi perekat yang paling optimal tahan lama, tidak mudah lepas.
Dari bahan bambu laminasi dapat juga dibentuk furnitur yang memiliki nilai seni yang tinggi seperti gambar dibawah ini.
Demikian artikel segmen kayu kian langka bambu laminasi jadi solusi ini. Semoga bermanfaat.
Yang dimaksud dengan bambu laminasi di sini adalah hasil olahan bambu yang dibentuk dari potongan bambu. Bentuk olahan ini bisa berupa balok atau lembaran panel yang mirip dengan kayu. Hasil olahannya ada yang berupa balok kayu dengan beragam ukuran dan ada juga yang berupa lembaran papan yang bisa dipakai untuk penutup dinding atau lantai.
Untuk mendapatkan hasil akhir bambu yang berkualitas, bahan bakunya harus bermutu. Bambu yang akan digunakan untuk laminasi adalah jenis bambu petung yang memiliki ukuran dan kekuatan yang besar. Disamping pemilihan bahan baku , proses pengawetan merupakan unsur terpenting dalam proses laminasi agar tahan lama. Untuk mendapatkan pengawetan yang maksimal disarankan menggunakan campuran senyawa boron sebanyak 5% dalam campuran air perendam.
Bambu Petung |
Perbandingan pemakaian kedua bahan ini merupakan salah satu titik perhatian. Sebagai perekat, campuran ini sangat dibutuhkan untuk mendapatkan kuat geser yang tinggi sehingga potongan-potongan bambu tak mudah lepas. Untuk mendapatkan kadar komposisi bahan perekat yang optimal, tidak boros tetapi kuat melekat, dapat dilakukan dengan mencoba beberapa perbandingan bahan perekat. Dari situ kemudian didapat komposisi perekat yang paling optimal tahan lama, tidak mudah lepas.
Dari bahan bambu laminasi dapat juga dibentuk furnitur yang memiliki nilai seni yang tinggi seperti gambar dibawah ini.
Demikian artikel segmen kayu kian langka bambu laminasi jadi solusi ini. Semoga bermanfaat.
0 komentar:
Post a Comment
Terimakasih atas kunjungan Anda, dan jangan lupa tekan tombol like dan dan tinggalkan komentar Anda